KISAH RUFAIDAH BINTI SA'AD ( 570 - 632 M )
Ia adalah perawat Islam pertama yang hidup di masa Rasulullah Saw. Ia menjadi relawan perawat bagi pasukan muslim yang terluka di Perang Badr, Uhud, Khandaq, dan Perang Khaibar.
Lahir di Yastrib dan tinggal di Madinah, Rufaidah termasuk kaum Anshar, golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan saat ia bekerja membantu ayahnya yang berprofesi sebagai seorang dokter.
Digambarkan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati / peduli, Rufaidah bukan saja perawat profesional pertama dalam sejarah Islam, tapi juga di dunia. Masanya jauh lebih dulu dari Florence Nightingale, perawat tersohor yang merawat para tentara Inggris pada ke-17, dan dianggap pelopor dunia perawat.
Rufaidah juga seorang pemimpin, organisatoris, yang mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain untuk menjadi perawat. Rufaidah adalah public health nurse ( perawat kesehatan masyarakat ) sekaligus seorang social worker ( pekerja sosial ) yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam.
Masa
modern (1500 – sekarang). Pada masa ini perawat-perawat asing dari
dunia barat mulai berkembang dan mulai masuk kenegara arab. Namun, pada
masa ini salah seorang perawat bidan muslimah pada tahun 1960 yang
bernama Lutfiyyah Al-Khateeb yang merupakan perawat bidan arab Saudi
pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo, ia mendirikan institusi keperawatan di Arab Saudi.
Lahir di Yastrib dan tinggal di Madinah, Rufaidah termasuk kaum Anshar, golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan saat ia bekerja membantu ayahnya yang berprofesi sebagai seorang dokter.
Digambarkan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati / peduli, Rufaidah bukan saja perawat profesional pertama dalam sejarah Islam, tapi juga di dunia. Masanya jauh lebih dulu dari Florence Nightingale, perawat tersohor yang merawat para tentara Inggris pada ke-17, dan dianggap pelopor dunia perawat.
Rufaidah juga seorang pemimpin, organisatoris, yang mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain untuk menjadi perawat. Rufaidah adalah public health nurse ( perawat kesehatan masyarakat ) sekaligus seorang social worker ( pekerja sosial ) yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam.
Rufaidah
Al-Asalmiya memiliki nama lengkap Rufaidah Binti Sa’ad Al-Bani Aslam
Al-Khazraj. Ia lahir di Yatrhrib, Madinah pada tahun 570 M dan wafat
pada tahun 632 M. Rufaidah hidup pada masa Rasulullah SAW pada abad
pertama Hijriah atau abad ke-8 Masehi. Ia termasuk golongan kaum Anshor
(Golongan pertama yang menganut agama Islam di Madinah).
Ayah
Rufaidah adalah seorang dokter, Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan
saat ia bekerja membantu ayahnya. Saat kota madinah berkembang, ia
mengabdikan diri merawat kaum muslimin yang sakit. Saat tidak terjadi
peperangan, Rufaidah membangun tenda diluar Masjid Nabawi untuk merawat
kaum muslimin yang sakit. Pada saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dan
perang Khaibar Rufaidah menjadi sukarelawan dan merawat korban yang
terluka akibat perang. Ia mendirikan rumah sakit lapangan, sehingga
Rasulullah SAW memerintahkan korban yang terluka dirawat oleh Rufaidah.
Rufaidah Al-Asalmiya melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan dalam perang Khaibar mereka meminta izin kepada Rasulullah
SAW untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat para mujahid
yang terluka. Tugas ini digambarkan mulia oleh Rufaidah, dan merupakan
pengakuan awal untuk pekerjaannya dibidang keperawatan dan medis.
Selain
berkontribusi dalam merawat mereka yang terluka saat peperangan,
Rufaidah Al-Asalmiya juga terlibat dalam aktifitas sosial
dikomunitasnya. Dia memberi perhatian kepada setiap muslim, orang
miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim
dan memberi bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian
yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan kepada
pasiennya dengan baik dan teliti. Ia digambarkan sebagai pemimpin dan
pencetus sekolah keperawatan pertama didunia islam meskipun lokasinya
tidak dapat dilaporkan. Ia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan
penyakit atau yang lebih dikenal dengan Preventive Care serta menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (Health Education).
Rufaidah
adalah seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan
memotivasi orang lain. Ia digambarkan memiliki pengalaman klinik yang
dapat diajarkan kepada perawat lain yang dilatih dan bekerja dengannya.
Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam hal klinikal saja, ia
juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang
dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Sehingga Rufaidah
sering juga disebut sebagai Public Health Nurse dan Social Worker yang menjadi inspirasi bagi perawat di dunia islam.
Sejarah
islam memcatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah Al-Asalmiya
seperti: Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiat, Ummu Sulaiman, dan
Hindun. Sedangkan beberapa wanita musim yang terkenal sebagai perawat
saat masa Rasulullah SAW saat perang dan damai adalah: Rufaidah binti
Sa’ad Al-Aslamiyyat, Aminah binti Qays Al-Ghifariyat, Ummu Atiyah
Al-Anasaiyat, Nusaibat binti Ka’ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum Bani
Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata).
Sebagai
tambahan pengetahuan, perkembangan keperawatan didunia islam atau lebih
tepatnya lagi di negara Arab Saudi dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Masa penyebaran islam /The Islamic Periode (
570 – 632 M). pada masa ini keperawatan sejalan dengan peperangan yang
terjadi pada kaum muslimin (Jihad). Rufaidah Al-Asalmiya adalah perawat
yang pertama kali muncul pada mas ini.
2. Masa setelah Nabi / Post Prophetic Era
(632 – 1000 M). pada masa ini lebih didominasi oleh kedokteran dan
mulai muncul tokoh-tokoh kedokteran islam seperti Ibnu Sinna, Abu Bakar
Ibnu Zakariya Ar-Razi (dr. Ar-Razi).
3. Masa pertengahan/ Late to Middle Age
(1000 – 1500 M). pada masa ini negara-negara arab membangun rumah sakit
dengan baik, pada masa ini juga telah dikenalkan konsep pemisahan
antara ruang rawat laki-laki dan ruang rawat perenpuan. Juga telah
dikenalkan konsep pasien laki-laki dirawat oleh perawat laki-laki dan
pasien perempuan dirawat oleh perempuan.