KEMEGAHAN MASJID TOKYO CAMII
Tetapi, ketika Anda mengunjungi masjid yang berada di distrik Shibuya itu, Anda akan bisa mendapatkan kepuasan lain. Di tempat itu Anda akan bisa menyaksikan sebuah kemegahan bangunan yang sarat dengan keindahan gaya Bizantium, Turki Usmani, dan kejayaan perkembangan seni arsitektur Islam lainnya.
Corak gaya Bizantium itu terlihat jelas dari tumpukan kubah masjid. Sekilas juga, ingatan kita akan dibawa melayang jauh kepada tampilan kubah pada Masjid Biru yang ada di Istanbul, Turki. Hal ini diakui langsung oleh pengelola Tokyo Camii. Tapi sesungguhnya, pengaruh desain dari Tokyo Camii ini tak hanya berasal dari Masjid Biru.
“Ada Masjid Nabawi di Madinah, Masjid al-Amawi (Suriah), Masjid Qurtuba (Spanyol), Masjid Samarra (Irak), Masjid Ibnu Tulun (Mesir), Masjid Kalon (Uzbekistan), Masjid Faisal (Pakistan), Masjid Süleymaniye dan Masjid Selimiye (Turki), menjadi beberapa masjid spektakuler yang memberikan pengaruhnya,” demikian tertulis di laman resmi Tokyo Camii.
Tampilan masjid yang terlihat kini sesungguhnya hasil dari proses renovasi yang tuntas dikerjakan pada 2000. Renovasi masjid diperlukan karena terjadinya kerusakan struktural yang sudah parah. Tak begitu jelas apakah renovasi ini mengubah bentuk asli dari masjid yang resmi berdiri pada 12 Mei 1938 ini. Tapi yang jelas, masjid ini sekarang memiliki satu lantai dasar serta tiga lantai ke atas.
Keindahan masjid ini memang telah jelas terlihat dari tampilan luarnya. Tumpukan kubah berbentuk bulat setengah lingkaran itu berpadu dengan menara ala masjid Turki. Tinggi menara masjid ini 41,48 meter. Dari kejauhan, menara masjid ini terlihat menghiasi deretan bangunan pencakar langit yang menjulang di atas langit Tokyo.
Bentuk menara dari masjid ini rupanya dipengaruhi pula oleh gaya arsitektur Mamluk dan Turki Usmani. Gaya Mamluk ini menjadi representasi dari Dinasti Islam Mamluk yang pernah berkuasa di Mesir dan Suriah sepanjang abad ke-13. Gaya Mamluk ini salah satunya dapat terlihat pada bagian balkon yang ada di menara. Pada bagian tersebut dihiasi dengan ornamen muqarnas atau bentuk semacam stalaktit yang berbentuk ruang segitiga.
Lalu di atas balkon, hadir bangunan berbentuk silinder yang kerap menghiasi masjid di Turki. Tampilan semacam itu menjadi salah satu ciri dari kejayaan seni arsitektur Turki Usmani.
Sementara itu, di bagian selasar masjid dihiasi pula dengan lori-lori yang beratap melengkung. Lengkungan itu sekaligus menjadi penghias bagi tampilan muka masjid. Lori-lori ini berfungsi sebagai penaung. Sedangkan, pada bagian langit lori ini dihadirkan pula bentuk cekungan. Pada bagian dasarnya dihiasi oleh bentuk-bentuk gigi.