PEMIMPIN MUSLIM JATI DIRI UMAT ISLAM
Kepemimpinan muslim adalah salah satu aspek penting yang menjadi identitas dan jati diri umat Islam, lantaran punya dampak luas dan serius dalam menjaga dan menyelamatkan agama. Bahkan karena sangat penting, salah satu bagian dari topik kepemimpinan yang banyak dibahas dalam Alquran adalah soal larangan memilih non-muslim untuk memimpin kaum muslimin.
Demikian antara lain disampaikan Ustaz H Mutiara Fahmi Lc MA yang juga Ketua Prodi Hukum Tata Negara/Politik Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam ( KWPSI ) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Rabu ( 12/10 ) malam.
''Ini bukan hal biasa dan jangan dianggap sepele. Kepemimpinan Islam itu bagian dari akidah dan keimanan seorang muslim. Bahkan Alquran mengancam barang siapa yang memilih pemimpin kafir, maka dia bagian dari si kafir. Jadi, bukan masalah sederhana,'' ujar Ustaz Mutiara Fahmi.
Kesepakatan para ulama salaf dalam memahami ayat tersebut juga menunjukkan ayat-ayat tentang larangan memilih pemimpin non-muslim bagi kaum muslimin telah menunjukkan derajat mutawattir ( disepakati ), sehingga tidak muncul perbedaan pendapat ( khilafiyah ) di kalangan mereka.
''Menurutnya, keharaman pemimpin non-muslim dapat ditemukan bukan hanya dalam Alquran, tapi juga dari semua sumber hukum Islam yang disepakati yaitu sunnah, ijma dan qiyas. Jadi, ayat itu bukan multitafsir seperti yang diklaim selama ini,'' kata Mutiara Fahmi.
Dijelaskan, memilih pemimpin itu tidak hanya mencakup dimensi duniawi, lebih dari itu juga memiliki dimensi aqidah ( ukhrawi ). Karenanya, tidak selayaknya seorang muslim masih menggunakan dasar dan acuan lain selain yang telah jelas dan tegas disebutkan dalam kitab suci Alquran.
Demikian antara lain disampaikan Ustaz H Mutiara Fahmi Lc MA yang juga Ketua Prodi Hukum Tata Negara/Politik Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam ( KWPSI ) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Rabu ( 12/10 ) malam.
''Ini bukan hal biasa dan jangan dianggap sepele. Kepemimpinan Islam itu bagian dari akidah dan keimanan seorang muslim. Bahkan Alquran mengancam barang siapa yang memilih pemimpin kafir, maka dia bagian dari si kafir. Jadi, bukan masalah sederhana,'' ujar Ustaz Mutiara Fahmi.
Kesepakatan para ulama salaf dalam memahami ayat tersebut juga menunjukkan ayat-ayat tentang larangan memilih pemimpin non-muslim bagi kaum muslimin telah menunjukkan derajat mutawattir ( disepakati ), sehingga tidak muncul perbedaan pendapat ( khilafiyah ) di kalangan mereka.
''Menurutnya, keharaman pemimpin non-muslim dapat ditemukan bukan hanya dalam Alquran, tapi juga dari semua sumber hukum Islam yang disepakati yaitu sunnah, ijma dan qiyas. Jadi, ayat itu bukan multitafsir seperti yang diklaim selama ini,'' kata Mutiara Fahmi.
Dijelaskan, memilih pemimpin itu tidak hanya mencakup dimensi duniawi, lebih dari itu juga memiliki dimensi aqidah ( ukhrawi ). Karenanya, tidak selayaknya seorang muslim masih menggunakan dasar dan acuan lain selain yang telah jelas dan tegas disebutkan dalam kitab suci Alquran.